Tukeran Link disini . Drop Your Link here !

Battle Royale


"Have You Ever Killed Your Best Friend?"
Itu tagline film produksi Jepang ini.

Secara garis besar, The Battle Royale, film yang diangkat dari sebuah novel karya Koushun Takami tahun 1999, mengambil setting di mana Jepang telah gagal sebagai negara, banyak kekacauan yang terjadi, anak-anak muda menjadi pemberontak dan melawan pada otoritas yang menindas mereka. Para orang tua merasa keamanan mereka terancam dan menghendaki agar para remaja ini 'disingkirkan'. Untuk itu pemerintah Jepang menerapkan The Millenia Education Act atau yang lebih dikenal dengan the Battle Royale Act. Sebuah policy untuk pendidikan. Belakangan diketahui bahwa ini bukan peraturan biasa...

Diawali dengan adegan para wartawan berkerumun melaporkan tentang 'pemenang' Battle Royale tahun ini yang ternyata seorang perempuan yang tengan memegang boneka yang bersimbah darah. Si gadis hanya tersenyum dengan guratan darah di wajahnya. Dan adegan berganti...

Takeshi Kitano adalah wali kelas B di sebuah sekolah di Jepang. Murid-muridnya tidak pernah datang ke kelas kecuali satu orang siswa putri bernama Noriko Nakagwa. Suatu hari, Kitano yang dibenci putrinya ditusuk oleh seorang siswanya, Yoshitoki "Nobu" Kuninobu. Tidak tahan atas perlakuan para siswanya, ia mengundurkan diri dari sekolah.

Untuk perpisahan kelas, murid-murid kelas B pergi berlibur. Bis yang mereka tumpangi ternyata mengandung udara beracun yang membuat mereka pingsan. Ketika mereka membuka mata, mereka berada di sebuah ruang kelas tua tak terawat dan belum tahu bahwa tempat itu akan segera menjadi kuburan mereka. Di ruangan itu ada puluhan petugas militer bersenjata di bawah komando, mengejutkan, guru mereka sendiri, Kitano.

Tidak lama lagi mereka akan tahu bahwa mereka berada dalam program The Battle Royale milik pemerintah. Program di mana pemerintah dibantu kekuatan militer secara legal dan mendapat izin dari orangtua para siswa itu, mengumpulkan remaja-remaja yang bandel di suatu pulau yang terisolasi dan mengharuskan mereka untuk membunuh satu sama lain hingga hanya tersisa satu orang pemenang saja.

Setelah membunuh seorang siswi dengan menancapkan sebilah pisau di kening siswi itu hanya kerena dia berbisik dan membunuh Nobu karena telah menusuknya, Kitano menyuruh para siswanya untuk mendengarkan sebuah video yang berisi penjelasan peraturan dalam The Battle Royale. Selain diharuskan membunuh satu sama lain, masing-masing orang akan dipersenjatai dengan sebuah senjata yang akan mereka gunakan untuk bertahan dan membunuh.Tiap orang dipasangi bom di lehernya, bom itu akan meledak jika dalam 3 hari tidak ada pemenang. Akan ada daerah berbahaya setiap harinya, dan begitu para murid memasuki daerah itu, bom di leher mereka akan meledak. Mereka akan diberitahu daerah-daerah berbahaya setiap hari. Dan begitu suatu daerah dinyatakan sebagai daerah berbahaya, itu berlaku seterusnya dengan harapan battle field akan semakin mengecil dan para siswa itu akan saling membunuh.

Keempat puluh siswa itu segera terpencar menjadi beberapa kelompok. Yang menjadi pusat cerita adalah seorang pemuda bernama Shuya Nanahara yang sepanjang film berjuang bersama Noriko Nakagawa dan seorang alumni pemenang The Battle Royale 3 tahun yang lalu, Shogo Kawada. Yang lainnya, ada yang mencoba menge-hack sistem komputer Kitano, ada siswi sadis yang tidak segan membunuh teman-temannya, ada seorang murid yang datang hanya demi kepuasan membunuh, dan ada pula kelompk gadis yang berlindung di sebuah mercusuar.

Di sepanjang cerita, adegan-adegan sadis, pembunuhan, kekerasan, darah, dan kematian dapat dilihat dengan jelas. Namun banyak intrik yang menghiasi The Battle Royale yang ini. Ada kisah cinta, persahabatan, pengungkapan perasaan, kepercayaan, pengkhianatan, dan tentu saja, kebaikan hati manusia. Bagaimana kalau kau menembak seseorang yang lantas sebelum ajalnya ia berkata bahwa ia menyukaimu? Bagaimana kalau tanpa sengaja kau menyebabkan semua temanmu saling membunuh dan mati? Bagaimana kalau ini hari terakhir untuk mengungkapkan perasaanmu?

'Jangan percaya siapapun!', itu kata-kata Shogo.
Tapi Shuya dan Noriko tidak pernah mempercayainya. Mereka terus berjuang mencari jalan keluar untuk teman-temannya. Seringkali adegan-adegan sadis digambarkan lewat jokes dan lelucon oleh sang sutradara, Kinji Fukasaku, yang membuat film ini terasa lebih sadis lagi. Membalut sadisme dalam tawa. Lucu memang, tapi membuat hati miris.

Sang siswa hacker berhasil memasukkan virus ke dalam sistem Kitano dan menghancurkan sistem itu. Ia juga mmebuat bom untuk menghancurkan markas Kitano tapi sayang ia dibunuh oleh pemuda bisu yang haus darah, Kazuo Kiriyama. Akhirnya tinggal Shuya, Noriko, dan Shogo yang bertahan, hingga akhirnya mereka menuju ke markas besar dan membunuh Kitano. Sebelum ditembak mati, Kitano sempat berkata bahwa ia ingin Noriko yang selamat karena hanya Noriko yang memahami perasaan kesepian yang menghantuinya. Bahkan sampai akhir hayatnya, putri kandung Kitano masih sempat memakinya lewat telepon...

Film ini diakhiri dengan kata 'RUN', menunjukkan Shuya dan Noriko yang akhirnya menjadi buronan selamanya. Belakangan diketahui bahwa kata ini digunakan oleh Fukasaku, sang sutradara untuk para remaja agar lari dari represi pemerintah dan orangtua. Fukasaku sendiri, ternyata menyimpan misteri pahit dalam masa lalunya yang membuatnya memutuskan untuk membuat film ini. Ketika Perang Dunia 2, sekolahnya pernah ditembaki oleh prajurit bersenjata. Ia dan teman-temannya harus saling bertumpuk untuk menghidnari tembakan. Yang selamat lantas diperintahkan untuk menggotong dan meletakkan tubuh teman-teman mereka yang sudah tak bernyawa, termasuk Fukasaku. Belakangan Fukasaku mengungkap kebohongan pemerintah Jepang atas insiden itu. Dan ia tak pernah lupa akan kejadian itu seumur hidupnya.

Film ini mendapatkan banyak kontroversi apalagi ketika ada kasus tentang Nevasa-Tan. Tan adalah seorang gadis Jepang berusia 11 tahun yang membunuh teman sekelasnya, Satomi Mitarai. Sang pembunuh adalah penggemar berat The Battle Royale. http://en.wikipedia.org/wiki/Nevada-tan

Pada 2001, dalam Japanese Academy Awards film ini dinominasikan untuk best film, best direction, best script, best starring actor (Tatsuya Fujiwara), best soundtrack (Masamichi Oshima), dan best sound recording (Kunio Ando). Film ini akhirnya menyabet gelar best editing (Hirohide Abe), Tatsuya Fujiwara dan Aki Maeda yang meraih rookie of the year, Battle Royale juga mendapatkan penghargaan untuk popularitasnya. Dan memperoleh rating 80% dari rottentomatoes.

Nih film kereeeeen BGT ..!
tapi buat yang ga suka liad darah atau pembunuhan disaranin JANGAN liad ni film

sumber  :  http://ardhyana.multiply.com/reviews/item/21

0 komentar:

Posting Komentar